Thursday, October 17, 2002

Cerita 02
Belasan mayat-mayat bergelimpangan di kelilingnya. Bertongkatkan pedang, perlahan-lahan dia bangkit dari lelahnya. Matanya terus menumpu ke langit. Matahari petang itu merah sekali tapi tidak sekali-kali dapat memerahkan lagi sungai darah yang mengalir lesu. Di bibirnya terukir senyuman kepuasan. Senyuman itu merekah menjadi tawa yang bergema seolah-olah mencabar lawannya yang belum lagi menunjukkan wajahnya sejak dua dekad yang lalu.

apa jadi lepas tu?